Dalam kehidupan ini, ada kalanya seseorang menuduh kita melakukan sesuatu yang tidak-tidak tanpa alasan dan bukti yang jelas. Teman sekantor, teman di lingkungan rumah menuduh kita berbuat tidak senonoh, menuduh melakukan korupsi, menuduh melakukan selingkuh, menuduh mencuri, menuduh mengatai-mengatai orang lain, dan lain sebagainya. Sebagai manusia, kesal rasanya tidak kepalang tanggung sampai ke ubun-ubun, ingin rasanya membalas, ingin rasanya memukul orang tersebut dan ingin membalas dengan mengadukannya ke pengadilan dengan dalil pencemaran nama baik . Rasa kesal, benci dan dendam bercampur aduk di dalam hati.
Dalam Alkitab ada diceritakan suatu kisah tentang Yusuf yang difitnah oleh istri Potifar (Kejadian 39:1-23). Diceritakan bagaimana Yusuf yang merupakan anak baik dan benar dibuat Tuhan selalu berhasil dalam kehidupannya, sehingga dia diberikan kepercayaan oleh Potifar untuk mengurus segala sesuatu mengenai rumahnya termasuk mengurus istrinya. Suatu saat istri Potifar berahi melihat Yusuf dan mengajak dia untuk melakukan hubungan terlarang. Sebagai penguasa yang diberikan kepercayaan penuh di dalam rumah Potifar, Yusuf dapat dengan mudah melakukan hal tersebut, namun hal ini tidak dilakukan olehnya dan semuanya ditolak oleh Yusuf mentah-mentah. Oleh karena penolakan ini, Yusuf difitnah oleh istri Potifar dengan mengatakan bahwa dia telah berusaha berbuat tidak senonoh kepada dirinya. Lalu ditangkaplah Yusuf dan dimasukkan dalam penjara.
Saudara, difitnah dan dituduh serta dikatakan sebagai seorang yang tidak jujur dan tidak benar adalah merupakan suatu hal yang tidak enak. Ada suatu upaya pembunuhan karakter dalam diri kita yang dilakukan oleh orang lain. Segala sesuatu yang kita lakukan menjadi serba salah karena akan selalu dicurigai oleh orang lain. Kita menjadi bulan-bulanan orang lain, tidak dipercaya orang lain, dan menjadi terkucil dalam lingkungan pergaulan. Yusuf yang dalam hal ini adalah orang benar dan telah difitnah melakukan suatu upaya paksa perbuatan tidak senonoh, tidak melakukan pembalasan. Dia tidak menuntut ke pengadilan seperti yang banyak dilakukan oleh masyarakat pada masa kini. Sudah jelas bersalah malah menuntut ke pengadilan, sudah jelas melakukan korupsi di Kantor malah balik menggugat ke pengadilan dengan mengatakan bahwa orang lainlah yang melakukan korupsi. Tapi dalam hal ini Yusuf menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan pembelaan atas dirinya. Tuhanlah Pembela, Tuhanlah Penolong dan Yusuf percaya akan hal itu. Dan dia tetap menjawab dan memperlakukan orang lain dengan ramah dan sopan walaupun dia dianggap sebagai sampah dan kotoran (I Korintus 4:13) dan dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan (Roma 12:17). Pada akhirnya Tuhan menolong dia dan memberikan dia kepercayaan yang lebih. Yusuf dibela oleh Tuhan melalui orang lain dan dia diangkat lebih tinggi lagi menjadi orang nomor 2 di Mesir sesudah Firaun. Luar biasa kalau Tuhan yang melakukan pembelaan dan memberikan pertolongan. Tuhan tidak pernah tanggung-tanggung memberikan pertolongan. Oleh karena itu, ketika difitnah, dituduh dan dikatakan sebagai orang yang tidak jujur dan tidak benar, mari kita serahkan sepenuhnya masalah ini kepada Tuhan. Dan percayalah , seperti Yusuf yang dibela oleh Tuhan, demikian juga kita semua yang percaya dan mengandalkan Dia akan dibela olehNya. Dia akan memberikan pertolongan tidak tanggung-tanggung. BERSABARLAH KETIKA ENGKAU DIFITNAH. Puji nama TUhan. Tuhan Yesus memberkati. AMin.
BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar