Sungguh malang nasib Yiyin,
betapa kaget dan
menyakitkan ketika ia
mendengar perkataan
ibunya.
“Keluarga saya banyak,
sembilan. Saya anak
kedelapan. Sebenarnya saya
dulu mau digugurin. Saya
kecewa, nangis, kenapa kok
saya begini. Mama lebih saya
adik, mama gak pernah
sayang saya. Keluarga gak
ada yang pernah perhatiin
saya baik koko, cici, tidak
ada yang pernah perhatiin
saya,”
Tidak ada yang bisa ia
lakukan kecuali menangis.
Tidak hanya luka hati, luka
fisik pun seringkali
diterimanya dari sang kakak.
“Tiba-tiba koko saya ngeliat
rapot saya ternyata dapat
merah. Dari situ saya
dipukulin digebukin. Terus
kepala saya dipukulin pake
tangannya. Nah, saya sakit
hati,kecewa, benci, ada
dendam, kepahitan sama dia.
Pengen bales, tetapi saya
tidak bisa.”
Disaat ayahnya menjadi
sumber kebahagiaan,
sebuah peristiwa terjadi
padanya.
“Tiba-tiba lagi bercanda di
kamar sama mama saya,
papa saya menjerit..awwww...
gak tahu kenapa ya. tiba-
tiba blekk aja. Pas dipegang,
dipanggil-panggil, dia udah
gak ada, hilang. Ternyata
dia sakit jantung
mendadak,”
“Nangis, sedih, menjerit,
badannya saya goyang-
goyangin tetapi ia udah gak
ada,”
Kesedihan tidak kunjung
usai setelah kematian
ayahnya. Rasa kehilangan
begitu besar, dirasakan oleh
Yiyin. “Saya merasa
kesepian, selalu inget papa
terus. Sedih, kecewa
ditinggal papa”
Kehilangan figur seorang
ayah membuat Yiyin tumbuh
menjadi wanita yang keras.
Hal itu terlihat ketika
seorang pria menggodanya.
“Saya gak suka sama orang
itu. Saya kalau tidak suka,
mulut saya jahat sampe saya
buang air ludah lalu saya
pergi. Namun, keesokkan
harinya entah mengapa saya
malah tergila-gila sama dia”
Di luar kesadarannya, Yiyin
mulai mencari pria tersebut.
Di saat Yiyin di ajakke rumah
pria tersebut, sebuah
kejadian akan mengubah
seluruh jalan kehidupannya.
“Tiba-tiba saya dikasih
minum lalu saya mulai
kehilangan kesadaran. Pada
saat siuman, tiba-tiba saya
melihat badan saya sudah
tidak tertutup pakaian lagi.
Ternyata saya sudah
diperkosa sama dia. Saya
nangis mulai dari situ. Saya
mulai marah-marahin dia.
Sakit hati, kecewa, sedih,
nangis karena keperawanan
saya hilang.”
Akibat perlakuan pria bejat
itu, Yiyin mengandung janin
yang tidak diinginkannya.
“Dokter gak mau gugurin
kandungan saya. Ia malah
memberikan obat penguat
janin buat saya. ‘Ce, saya
gak berani’ katanya”
Yiyin akhirnya terpaksa
menikah dengan pria yang
tidak dicintainya. Berharap
untuk mendapatkan sedikit
kebahagiaan ketika akan
melahirkan namun semuanya
sia-sia. “Suster tanya,
‘mana suaminya?’ suami
saya dicari di depan tidak
ada. Saya baru tahu suami
saya hanya mengantarkan
saya saja, tetapi tidak
menunggui saya. Dari situ
saya sakit, kecewa, dendam
sama dia. Saya tidak ada
rasa suka, cinta sama dia.
Saya cuma menyesal menikah
dengan dia. ”
Tidak hanya sekali disakitin
suaminya, sebuah
pemandangan yang lebih
menyakitkan pun dilihatnya.
“Saya melihat suami pergi ke
supermarket. Saya ngeliat
ada suami saya dengan
seorang cewek. Saya tidak
menyamperin dia. Saya
pengen tahu di rumah saat
saya tanya dia, dia ngaku
gak”
Dengan penuh amarah, Yiyin
menantikan kedatangan
suaminya. Hanya sebuah
pengakuan yang
diinginkannya. ”Saya
berantem, saya pukul dia
karena saya benci dia.
‘Nyesel saya menikah sama
kamu’. Ooo... dia malah
tambah marah. Dia pukul gigi
saya sampai patah”
Penyesalan tinggallah
penyesalan. Sang suami
meninggalkan Yiyin dan
membawa kabur anaknya.
Yiyin pun akhirnya menjalani
pernikahan yang kedua kali.
Hidup terasa bahagia, namun
hal yang menyakitkan
kembali terulang. “Saat pas
pergi kerja, saya melihat
mobil suami saya yang
sedang terparkir di daerah
Lokasari. Langsung saya
tanya tukang parkir, ‘yang
punya mobil ini ada dimana’
dan ia tunjukkin tempatnya.”
“Berantem sama dia. Saya
gebuk-gebukkan. Saya
bilang ‘lo bisa begini, gw
bisa lebih dari lo.’ Dari situ
saya kecewa, sakit hati,
dendam sama dia”
Sikap suami semakin
menjadi-jadi. Dia mulai
jarang pulang ke rumah.
Kekesalan Yiyin
dilampiaskannya di dunia
malam dan obat-obatan
terlarang. “Ada yang kasih
inex. Ia bilang ’lo cobain deh,
enak loh. Lo bisa melayang
makan itu.’ Tiba-tiba kepala
saya goyang-goyang
sendiri. Makin lama bisa
muter-muter”
Di tengah kemelut rumah
tangga yang dihadapinya,
seorang pria yang
ditemuinya memberikan
secercah kebahagiaan lebih
daripada apa yang pernah
dialaminya. “Nah dari situ dia
mulai merayu-rayu.
Sekretariat : Jalan Bibis IV/2 Surabaya 60161. Telp. (031)3521551 Fax. (031)3534808
JEMAAT BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY
Gembala Sidang : Pdt. Jusak Santoso JADWAL IBADAH RAYA : New Grand Park Hotel Jl. Samudra 3 - 5 Surabaya. Minggu Ibadah Raya I ~ Pk. 06.00 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak I (Sekolah Minggu I) ; Minggu Ibadah Raya II ~ Pk. 08.30 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak II (Sekolah Minggu II) ; Minggu Ibadah Raya III ~ Pk. 17.00 WIB Di Ruko Pengampon Square F-28 Jl. Semut Baru Surabaya. Minggu ketiga, Ibadah Raya I,II & III Setiap bulannya disertai dengan Sakramen Perjamuan Kudus. JADWAL KEBAKTIAN : Di Ruko Pengampon Square Blok F-28 Jalan Semut Baru Surabaya. Senin Pk. 18.30 WIB Pendalaman Alkitab. Selasa Pk. 10.00 WIB Kebaktian Kaum Wanita. Pk. 18.00 WIB Kebaktian Cabang (Jln. Tegalsari No. 62 Surabaya). Rabu Pk. 10.00 WIB Doa & Puasa. Pk. 18.30 WIB Doa Malam. Jum'at Pk. 18.00 WIB Youth Community. Pk. 22.00-04.00 WIB Doa Semalam Suntuk. Senin s/d Sabtu Pk. 04.30-05.30 WIB Doa Pagi . "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6)
RAHASIA HIDUP DALAM BERKAT TUHAN
RAHASIA HIDUP DALAM BERKAT TUHAN : 1. Berilah Hati untuk Tuhan 2. Berilah Pikiran untuk Tuhan 3. Berilah Waktu untuk Tuhan Maka akan terjadi Percaya DAPAT Pasti DAPAT (Markus 11:24) BANYAK BERDOA banyak BERKAT, SEDIKIT BERDOA berarti sedikit BERKAT, TIDAK BERDOA dipastikan tidak ada BERKAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar