Semenjak tahun 1980an, Tan Wei Liem sudah mulai berdagang mobil. Tetapi sekitar tahun 1991, ketika kredit bank begitu sulit, orang-orang yang kredit pada Tan Wei Liem sebagian besar tidak membayar hutang mereka.
Tan Wei Liem bercerita, "Hutang bank banyak, padahal hutang bank tuh sudah mencapai 250 juta. Agunannya adalah rumah saya. Jika bank memang ingin sita, bisa disita. Karena sudah tidak ada uang lagi."
Tan Wei Liem berada di jalan buntu. Ia pun malah pergi konsultasi kepada tukang paranormal. Tan Wei Liem meminta keberuntungan kepadanya.
"Ia tidak bercerita apa-apa, ia hanya memberikan tiga kertas. Dua kertas dibakar dan diminta saya minum. Kertas yang satu lagi dijepit, lalu ditaruh di dompet saya. Ya saya pikir biar rezeki, biar banyak uangnya maka taruh di dompet. Ya sudah, lalu saya disuruh pulang. Meskipun kecewa karena hanya dikasih kertas kuning," kisah Tan Wei Liem mengenai kedatangannya berkonsultasi pada paranormal.
Lalu kemudian, pada suatu hari temannya berkata kepadanya, "Kamu jangan marah, tetapi paranormal itu memang bilang nasib kamu memang begitu. Bisa makan satu hari satu piring tuh, sudah terimakasihlah. Kamu gak bisa kaya lagi..."
Mendengar itu, Tan Wei Liem kecewa. "Ya sudahlah, memang nasib jika gak begitu. Gak bisa dirubah. Dia aja (paranormal, red) gak bisa rubah, ya gimana lagi," ujar Tan Wei Liem.
Akan tetapi seorang kerabatnya memperkenalkan Tan Wei Liem kepada seorang paranormal dari luar negeri yang dipercaya dapat mengubah nasib dan membawa keberuntungan. Sebuah harapan baru terbersit dalam benak Tan Wei Liem.
"Pulang-pulang saya membawa gambar. Di depan gambar itu saya tungguin... Gak bisa. Tetap bokek juga saya," kisah Tan Wei Liem.
Untuk kesekian kalinya rencana Tan Wei Liem untuk mengubah nasib kandas di tengah jalan.
"Saya sudah bingung, dagangan tetap sepi. Ditambah lagi putra saya sakit, dan dokter pun sudah angkat tangan," kisah Tan Wei Liem mengenai kemalangannya lagi.
Tan Wei Liem tidak menyerah begitu saja. Ia meminjam uang untuk membawa anak sulungnya untuk berobat ke luar negeri.
"Saya hanya membawa bekal 6000 dolar, 2000 dolar saya pinjam dari mama saya. Saya katakan kepada mama saya bahwa saya meminjam uangnya, dan kalau ada uang akan saya pulangkan," kisah Tan Wei Liem sambil terisak.
Pada Januari 2004, dokter putranya di Shanghai pun sudah angkat tangan dan menyarankan Tan Wei Liem untuk membawa putranya kembali ke Indonesia saja agar keluarga di Indonesia bisa melihat anaknya untuk yang terakhir kalinya.
"Tapi tak keburu, pas 23 Maret (2004, red) putra saya meninggal," kisah Tan Wei Liem.
Tan Wei Liem pulang ke Indonesia dengan penuh duka. Kondisi keuangannya semakin terpuruk. Di dalam kekalutannya, Tan Wei Liem mengunjungi sahabat baiknya untuk meminta nasehatnya.
Tan Wei Liem menceritakan keadaannya yang semakin terpuruk kepada temannya. Anak yang sudah tiada, usaha yang sudah bangkrut, rumah yang akan disita.
"Saya katakan kepadanya jikalau dirinya sudah berdiri di perempatan lampu merah, ‘Kamu mau masuk ke gereja gak?' Dan ia katakan, ‘Iya deh, saya mau ke gereja deh man'," ujar Herman menceritakan curahan hati Tan Wei Liem kepadanya.
Seorang pegawai Herman mengantarkan Tan Wei Liem ke gereja. Di sana Tan Wei Liem membeli sebuah kaset yang berjudul Takdir dan Nasib.
"Saya dengarkan kasetnya. Setelah mendengar kaset itu, saya terburu-buru. Saya mau tahu bagaimana cara saya merubahnya. Kaset itu bilang, ‘Kamu mau berubah tidak?Jika kamu mau berubah, datanglah kepada Tuhan, akuilah dosa, nasib kamu akan berubah.'," kisah Tan Wei Liem yang tergerak ketika mendengar kaset itu.
Beberapa waktu kemudian di sebuah pertemuan ibadah Tan Wei Liem mendengar sebuah Firman Tuhan yang mendorongnya untuk mengambil keputusan yang sangat besar dalam hidupnya. "Jika kamu datang kepada Tuhan, akui dosa kita dan meminta pengampunan, semua dosa dan kejahatan kita semua tidak diperhitungkan. Hamba Tuhan itu mengatakan agar siapa yang ada masalah maju ke depan. Saya duduk paling belakang, saya ke depan. Pada waktu itu saya sudah berlutut, saya minta ampun sama Tuhan. Anak saya sudah tidak ada... Dagangan saya sudah sepi... Saya berlutut sambil menangis, saya minta ampun sama Tuhan. Kalau saya dari kecil sudah tahu terima Tuhan saya berpikir ‘Mungkin nasib gw gak akan begini, anak gw juga mungkin gak meninggal.'," kisah Tan Wei Liem.
Hari itu, Tan Wei Liem berkomitmen untuk meninggalkan kepercayaannya pada ramalan nasib dan sepenuhnya menyerahkan masa depannya kepada Tuhan.
Di tahun 1994, bisnis ekspor makanannya yang berjalan secara kecil-kecilan berkembang secara pesat.
"Tiba-tiba bisa booming secara besar-besar, nah memang itu suatu keanehan," kisah Herman, sahabat Tan Wei Liem.
"Setelah saya bertobat, Tuhan merubah nasib saya. Dari saya tidak punya duit, saya bisa beli satu rumah lagi. Tahun 1998, saya sekolahkan anak saya ke luar negeri. Jadi, Tuhan itu memang baik! Tuhan itu memimpin hidup saya. Yang penting, kita itu mau tidak bersandar kepada Tuhan, takut akan Tuhan, percayakan segala-galanya kepada Dia... Baru Tuhan mengubah nasib kita," kisah Tan Wei Liem mengenai perubahan hidupnya yang luar biasa setelah menaruh imannya kepada Tuhan. (Kisah ini sudah ditayangkan 10 Februari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Tan Wei Liem
Apakah Anda diberkati oleh artikel di atas? Anda ingin mengalaminya? Ikuti doa di bawah ini :
Tuhan Yesus, aku menyadari bahwa aku seorang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Aku membutuhkan Engkau. Aku mengakui bahwa aku telah berdosa terhadap Engkau. Saat ini aku minta agar darah-Mu menghapuskan segala kesalahanku. Hari ini aku mengundang Engkau, Tuhan Yesus, mari masuk ke dalam hatiku. Aku menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juru Selamat satu-satunya dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau Yesus adalah Tuhan yang telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan dan memulihkanku. Terima kasih Tuhan, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku berdoa. Amin!
Sekretariat : Jalan Bibis IV/2 Surabaya 60161. Telp. (031)3521551 Fax. (031)3534808
JEMAAT BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY
Gembala Sidang : Pdt. Jusak Santoso JADWAL IBADAH RAYA : New Grand Park Hotel Jl. Samudra 3 - 5 Surabaya. Minggu Ibadah Raya I ~ Pk. 06.00 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak I (Sekolah Minggu I) ; Minggu Ibadah Raya II ~ Pk. 08.30 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak II (Sekolah Minggu II) ; Minggu Ibadah Raya III ~ Pk. 17.00 WIB Di Ruko Pengampon Square F-28 Jl. Semut Baru Surabaya. Minggu ketiga, Ibadah Raya I,II & III Setiap bulannya disertai dengan Sakramen Perjamuan Kudus. JADWAL KEBAKTIAN : Di Ruko Pengampon Square Blok F-28 Jalan Semut Baru Surabaya. Senin Pk. 18.30 WIB Pendalaman Alkitab. Selasa Pk. 10.00 WIB Kebaktian Kaum Wanita. Pk. 18.00 WIB Kebaktian Cabang (Jln. Tegalsari No. 62 Surabaya). Rabu Pk. 10.00 WIB Doa & Puasa. Pk. 18.30 WIB Doa Malam. Jum'at Pk. 18.00 WIB Youth Community. Pk. 22.00-04.00 WIB Doa Semalam Suntuk. Senin s/d Sabtu Pk. 04.30-05.30 WIB Doa Pagi . "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6)
RAHASIA HIDUP DALAM BERKAT TUHAN
RAHASIA HIDUP DALAM BERKAT TUHAN : 1. Berilah Hati untuk Tuhan 2. Berilah Pikiran untuk Tuhan 3. Berilah Waktu untuk Tuhan Maka akan terjadi Percaya DAPAT Pasti DAPAT (Markus 11:24) BANYAK BERDOA banyak BERKAT, SEDIKIT BERDOA berarti sedikit BERKAT, TIDAK BERDOA dipastikan tidak ada BERKAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar