Percaya kepada Tuhan merupakan suatu hal yang harus diuji. Percaya bukanlah hanya manis di mulut dengan perkataan, tapi harus dibuktikan dengan perbuatan dan pengalaman sehingga hati menjadi lebih dekat dengan Dia dan juga menjadi kesaksian bagi orang lain. Mengatakan suatu hal yang menyatakan rasa percaya kepada Tuhan lebih mudah daripada mengalaminya namun hasilnya tidak membuat orang lain menjadi percaya kepada Kristus. Ketika ditanya orang mengenai tingkat kepercayaan kita kepada Tuhan, maka kita mengatakan bahwa sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan sungguh-sungguh menaruh harapan kepadaNya. Namun ketika mengalami sendiri suatu cobaan atau suatu ujian, kadang kala kita merasa ragu apakah Tuhan itu benar ada dan benar-benar campur tangan atau tidak dalam kehidupan.
Kitab Ibrani 11 menyampaikan kepada kita begitu banyak saksi-saksi iman. Kitab ini menceritakan kembali bagaimana perjalanan iman tokoh-tokoh alkitab yang melalui begitu banyak ujian dan cobaan untuk menyatakan iman percaya kepada Tuhan. Disebutkan contoh saksi iman seperti Habel, Henokkh, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, Sarah, Yusuf, Musa dan lain sebagainya. Mereka dapat disebut tokoh iman karena mereka telah membuktikan iman kepada Tuhan dan sejarah Alkitab Perjanjian Lama mencatat hal itu.
Kalau melihat bagaimana tokoh-tokoh Alkitab diuji kepercayaannya kepada Tuhan, maka kita hanya dapat bergumam "Amin". Ketika melihat bagaimana Abram dengan imannya berani pergi keluar dari tanah Ur-Kasdim hanya untuk memenuhi panggilan Tuhan, kita hanya dapat mengatakan "luar biasa iman Abram". Ketika melihat bagaimana seorang Sarah dapat melahirkan di usia yang sudah tua 90 tahun, kita hanya dapat berkata "terpujilah nama Tuhan". Ketika melihat bagaimana seorang Ayub dapat bertahan dalam penderitaannya yang begitu lama dan menyesakkan, kita hanya dapat berkata "semua tepat pada waktunya", dan lain sebagainya. Kita dapat berkata demikian karena kita sudah tahu akhir dari cerita iman mereka. Tapi, ketika kita mengalami sendiri kenyataan sebenarnya dimana iman kita diuji, kita kadang kala bahkan sering tidak menyadari bahwa Tuhan ada beserta dengan kita. Kita bahkan mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, Tuhan itu tidak menolong kita, Tuhan itu diam saja dan lain sebagainya.
Kita menginginkan iman seperti Abram diuji dengan menyuruh pergi dari tanah Ur-Kasdim ke tanah Kanaan, tapi tatkala pimpinan perusahaan dimana kita bekerja menempatkan kita di kantor cabang yang jauh dari yang diharapkan, kita sudah menggerutu dan mengeluh serta minta pindah. Kita tidak mengerti bahwa itu adalah bagian dari rencana Tuhan dalam hidup kita. Kita menginginkan iman seperti Yusuf yang akhirnya bisa jadi pejabat tinggi di Mesir, namun ketika karir pekerjaan kita belum meningkat, kita menjadi malas bekerja dan tidak ada semangat, padahal itu adalah bagian dari ujian agar kita semakin setia kepadaNya. Kita menginginkan iman seperti Ayub, namun ketika usaha yang dirintis dengan susah payah mulai bangkrut, kita mengatakan bahwa Tuhan sudah meninggalkan dan tidak lagi memberkati kita, padahal Tuhan ingin agar kita lebih giat lagi berusaha sehingga menjadi tahan banting. Kita menginginkan iman seperti Hanna yang tahan uji dalam rumah tangganya, namun ketika suami belum menunjukkan tanda perubahan sikap dan masih suka memukul istri, kita mengatakan bahwa sudah tak tahan lagi, padahal Tuhan ingin agar kita dapat menunjukkan kasih dalam bentuk kesabaran. Ada begitu banyak keinginan agar kita bisa memiliki iman seperti tokoh-tokoh Alkitab, tapi ada begitu banyak pula kita mengeluh karena penderitaan yang dialami. Rasa percaya kepada Tuhan hanya di bibir saja, hanya sebatas pikiran saja dan hanya di angan-angan saja. Padahal tanpa kita sadari, sebenarnya Tuhan juga selalu melakukan ujian bagi iman percaya kita. Setiap saat, setiap hari, setiap langkah dari kehidupan kita selalu mengalami yang namanya perkembangan iman dengan melalui begitu banyak hal. Sering kita tidak menyadari bahwa kita sudah masuk dalam rencana Tuhan, sudah masuk dalam ujian iman yang dikendalikan oleh Tuhan. Namun satu hal yang perlu kita ingat, bahwa setiap hal yang kita lakukan, selalu dan selalu dalam pengawasan serta pemeliharaan Tuhan. Dia tidak pernah membiarkan kita sendirian menghadapi segala persoalan dan Dia tahu kadar iman yang dimiliki. Oleh sebab itu, mari kita mengerti bahwa setiap langkah kehidupan kita ada ujian yang diberikan oleh Tuhan bagi iman kita sehingga kuat menghadapinya. Terpujilah nama Tuhan. Haleluya. Amin.
BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY
Sekretariat : Jalan Bibis IV/2 Surabaya 60161. Telp. (031)3521551 Fax. (031)3534808
JEMAAT BLESSING FAMILY CENTRE MINISTRY
Gembala Sidang : Pdt. Jusak Santoso JADWAL IBADAH RAYA : New Grand Park Hotel Jl. Samudra 3 - 5 Surabaya. Minggu Ibadah Raya I ~ Pk. 06.00 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak I (Sekolah Minggu I) ; Minggu Ibadah Raya II ~ Pk. 08.30 WIB (Disertai Penyerahan anak) Ibadah Raya Anak II (Sekolah Minggu II) ; Minggu Ibadah Raya III ~ Pk. 17.00 WIB Di Ruko Pengampon Square F-28 Jl. Semut Baru Surabaya. Minggu ketiga, Ibadah Raya I,II & III Setiap bulannya disertai dengan Sakramen Perjamuan Kudus. JADWAL KEBAKTIAN : Di Ruko Pengampon Square Blok F-28 Jalan Semut Baru Surabaya. Senin Pk. 18.30 WIB Pendalaman Alkitab. Selasa Pk. 10.00 WIB Kebaktian Kaum Wanita. Pk. 18.00 WIB Kebaktian Cabang (Jln. Tegalsari No. 62 Surabaya). Rabu Pk. 10.00 WIB Doa & Puasa. Pk. 18.30 WIB Doa Malam. Jum'at Pk. 18.00 WIB Youth Community. Pk. 22.00-04.00 WIB Doa Semalam Suntuk. Senin s/d Sabtu Pk. 04.30-05.30 WIB Doa Pagi . "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" (Yesaya 55:6)
RAHASIA HIDUP DALAM BERKAT TUHAN
RAHASIA HIDUP DALAM BERKAT TUHAN : 1. Berilah Hati untuk Tuhan 2. Berilah Pikiran untuk Tuhan 3. Berilah Waktu untuk Tuhan Maka akan terjadi Percaya DAPAT Pasti DAPAT (Markus 11:24) BANYAK BERDOA banyak BERKAT, SEDIKIT BERDOA berarti sedikit BERKAT, TIDAK BERDOA dipastikan tidak ada BERKAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar